Bengkulu, jannonews.com – Dinamika politik di Provinsi Bengkulu kian memanas menjelang Musyawarah Daerah (Musda) ke-XI Partai Golkar. Seiring dengan menguatnya nama Bupati Kaur, Gusril Fauzi serta Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Drs. Sumardi, MM, sebagai kandidat kuat Ketua DPD Golkar Bengkulu, muncul indikasi adanya ketegangan dan manuver politik di antara para calon dan pendukungnya.
Ketua Bidang Pendidikan Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (Pemuda LIRA) Iqbal menilai, menguatnya dukungan terhadap Gusril Pausi serta Sumardi telah memicu reaksi dari pihak-pihak tertentu yang merasa posisinya terancam. Hal ini terlihat dari pemberitaan belakangan ini soal dugaan pemerasan yang menyeret mantan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.
“Ada yang panik semenjak nama Gusril serta Sumardi menguat jadi Ketua DPD Golkar Bengkulu, kita menduga pemberitaan ini dimunculkan untuk menjegal langkah mereka,” ujarnya.
Iqbal menilai manuver politik ini tidak hanya terjadi di internal partai, tetapi juga melibatkan pihak-pihak eksternal yang memiliki kepentingan tertentu.
Menurutnya, dalam persidang, Rohidin Mersyah sudah mengakui bahwa ia telah meminta sejumlah uang kepada anak buahnya untuk mendanai pencalonanya sebagai calon Gubernur pada Pilkada Bengkulu 2024 yang lalu.
“Sehingga harus di bedakan Apa itu pemerasan dan apa itu gratifikasi, jika ini gratifikasi sudah pasti KPK menahan para kepala dinas yang terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 23 November yang lalu,” ucapnya.
Iqbal juga mengajak para pengamat-pengamat yang mencoba membangun opini negatif terhadap Gusril Pausi untuk berhenti menjelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Provinsi Bengkulu.
“Stop pembentukan opini negatif. Biarkan Musda berjalan sesuai mekanisme dan biarkan kader menentukan pilihan terbaik untuk masa depan Golkar Bengkulu,” pungkasnya. (*m4)